INVESTASI

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur ke-hadirat Allah SWT karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah  ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Adapun materi yang kami bahas pada makalah ini berjudul “Audit Investasi”.
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya penyusun didukung oleh berbagai pihak. Karena itu, penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Bapak Muhadjir Effendi, yang telah memfasilitasi penyusun dalam menyelesaikan makalah ini.
2.      Bapak Thoufan Nur, CPA selaku dosen pengampu mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II yang telah berkenan membimbing penyusun, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Selain itu, penyusun juga berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
Wassalamualaikum, Wr. Wb


Malang, 2 Desember 2015

 Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Investasi...................................................................................................... 2
2.2 Perilaku Akuntansi..................................................................................... 3
2.3 SPI Audit Investasi.................................................................................... 4
2.4 Tujuan Audit Investasi............................................................................... 7
2.5 Program Audit............................................................................................ 8
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.................................................................................................. 13



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Aktivitas   investasi   (investing   activity)   adalah   pembelian   dan   penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.  Disamping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan   instrumen   keuangan   yang   tidak   dimaksudkan   untuk   tujuan perdagangan.  
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi dalam surat berharga dapat merupakan penanaman modal dalam surat berharga yang termasuk aset lancar maupun bukan aset lancar. Investasi dalam surat berharga yang diklasifikasikan sebagai aset lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan untuk memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam   jangka   pendek   guna   memperoleh   laba  (capital   gain).  Jangka   waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara,   investasi   dapat   dilakukan   dalam   bentuk   penanaman   modal   surat berharga jangka panjang.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian investasi ?
2.      Bagaimana perlakuan akuntansi investasi ?
3.      Bagaimana SPI investasi ?
4.      Bagaimana perumusan tujuan audit investasi ?
5.      Bagaimana penetapan program audit ?

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian investasi.
2.      Untuk mengetahui perlakuan akuntansi investasi.
3.      Untuk mengetahui SPI investasi.
4.      Untuk mengetahui perumusan tujuan audit investasi.
5.      Untuk mengetahui penetapan program audit.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN INVESTASI
Investasi   merupakan   penanaman   uang   diluar   perusahaan   yang   dapat berupa surat berharga atau aset lain yang tidak  digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok:
1. Investasi jangka pendek. Umumnya investaasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi atau surat berharga yang lain) yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi jangka pendek ini disajikan di neraca dalam kelompok aset lancar.
2. Investasi jangka panjang. Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga atau deviden dalam jangka panjang   untuk   membentuk   dana khusus   atau   untuk   mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aset tidak lancar dalam kelompok tersendiri, investasi jangka panjang  dapat  berupa   surat  berharga  (seperti  saham,  obligasi,  piutang hipotik, wesel, piutang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasi dana khusus (seperti  sinking fund,  dana pensiun)  dan aset tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah untuk ekspansi).
Akuntansi untuk investasi menurut PSAK No.13 (IAI:2002) :
                        Investasi adalah suatu aset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan      

2.2  PERLAKUAN AKUNTANSI INVESTASI

Perlakuan Investasi Berlaku Umum (PABU) dalam penyajian neraca terdiri dari :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek disajikan   dalam   kelompok   aset   tidak   lancar.   Jika   jumlahya   material investasi ini disajikan terpisah dengan judul “investasi”. Jika jumlahnya kecil investasi jangka panjang ini  di sajikan dengan judul “Aset Lain-lain”.   Investasi   yang   tujuannya   untuk     menyediakan   modal   kerja, disajiakan di neraca dalam kolompok   aset lancar dengan judul “surat berharga”.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca dengan salah satu dari dua cara berikut ini:
a. Pada pokoknya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda kurung
b. Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak harus disajikan didalam tanda kurung seperti halnya dengan investasi jangka pendek. Jika  nilai pasar  investasi   jangka panjang tersebut turun dalam jumlah yang meterial dan diperkirakan penurunan nilai tersebut akan   berlangsung   lama   (permanen),   maka   kerugian   penurunan   nilai tersebut   harus   dibebankan   sebagai   kerugian   dalam   tahun   yangbersangkutan.
4. Harus   dicantumkan   pengungkapan   yang   cukup   jika   investasi   jangka pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated subsidiary companies  harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan – perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai  treasury bond, treasury stock  atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber   pendapatan  perusahaan, maka penghasilan   yang   timbul   dari   pemilikan   investasi   tersebut   harus digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika   penghasilan   bunga   dan   penghasilan   deviden   jumlahnya   meterial, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam lopran laba rugi dalam kelompok “ penghasilan diluar usaha”. Angka yang disajikan adalah jumlah laba atau rugi setelah dikurangi pajak.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieleminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.
11. Laba   atau  rugi  yang   timbul  dari  transaksi  yang  bersangkutan  dengan saham   yang   dikeluarkan   sendiri   oleh   perusahaan.   Tidak   boleh diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini diperhitungkan sebagai tambahan atau pengurangan unsur modal.
2.3  SPI INVESTASI
Pemahaman struktur pengendalian intern siklus ini meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi sistem akuntansi, pemantauan, dan prosedur pengendalian.
1.         Lingkungan pengendalian Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkungan pengendalian atas siklus investasi. Lingkungan pengendalian sangat penting untuk mewujudkan SPI siklus investasi yang baik. Perwujudannya adalah memahami pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada bendahara perusahaan, manager keuangan, atau direktur keuangan dengan demikian pelaksanaan transaksi ini slalu dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam bidang keuangan. Pemahaman dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada managemen, mempelajari bagan organisasi, dan menelaah deskripsi tugas.
2.         Penaksiran risiko. Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia penaksiran risiko dapat ditujukan sebagai mana perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus investasi yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan.
3. Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi) Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Perusahaan biasanya memakai buku pembantu investasi yang terpisah untuk setiap jenis surat berharga. Pemahaman sistem akuntansi menuntut pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data, dokumen serta catatan pokok, yang digunakan. Pemahaman sistem akuntasi diperoleh melalui penelaahan buku manual akuntansi dan flowchart sistem, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntan harus memahami kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung jawab atas pengolahan transaksi siklus investasi.
4. Aktifitas pengendalian. Aktifitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus investasi dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
5. Dokumen dan catatan. Dokumen dan catatan yang dipakai meliputi:
a. Sertifikat saham
b. Sertifikat obligasi
c. Bondindenture
d. Broker’s advice
e. Buku jurnal
f. Buku pembantu investasi
6. Fungsi Fungsi yang terkait meliputi:
a. Pembelia surat berharga
b. Penerimaan pendapatan periodik
c. Penjualan surat berharga
d. Pencatatan transaksi
e. Pengamanan atau penyimpanan surat berharga
f. Penjaga ketepatan buku pembantu investasi
7. Pembelian surat berharga. Pembelian surat berharga pada umum nya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang tidak kecil. Oleh karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan pembelian surat berharga harus memadai. Pembelian harus dilakukan sesuai otorisasi manajemen. Apabila perlu perusahaan dapat membentuk komite investasi.
8. Penerimaan pendapatan periodik. Pendapatan periodik investasi dapat berupa deviden maupun bunga. Kas yang diterima atas pendapatan periodik tersebut harus disetor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
9. Penjualan surat berharga. Seperti pembelian surat berharga , penjualan surat berharga pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupuah yang besar. Oleh karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan penjualan surat berharga harus memadai. Penjualan harus dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen. Disamping itu kas yang diterima atas penjualan surat berharga tersebut harus di setor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
10.Pencatatan transaksi. Seorang karyawan yang independen terhadap fungsi pemegang surat berharga harus menjaga catatan rinci atas transaksi surat berharga yang dimiliki perusahaan. Catatan rinci tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan surat berharga yang semestinya ada di pemegang surat berharga. Transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo investasi harus di catat pada jumlah, klasifikasi, dan periode akuntansi yang tepat.
11.Pengamanan atau penyimpanan surat berharga. Surat berharga yang dimiliki perusahaan dapat dipegang atau di simpan oleh manajemen perusahaan klien atau dikelola oleh pihak ketiga seperti stock brokerage firm. Apabila disimpan didalam perusahaan, minimal dua orang karyawan harus bertanggung jawab atas keberadaaan surat berharga tersebut untuk mencegah penjualan tanpa otorisasi. Jadi surat berharga harus disimpan di tempat yang aman dan akses atas karyawan yang berwenang.
12.Penjaga ketepatan buku pembantu investasi, saldo investasi tercatat harus dibandingkan dengan surat berharga yang disimpan di dalma perushaan maupun yang dikelola pihak ketiga. Pelaksanaan pembandingan tersebut harus dilakukan dalam interval waktu yang memadai.

2.4  TUJUAN AUDIT INVESTASI
Tujuan audit silklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.
      Asersi Keberadaan dan Keterjadian
Tujuan audit asersi keberadaan atau keterjadian
-          Saldo aset investasi tercatat merupakan investasi yang ada atau eksis pada tanggal neraca
-          Pendapatan, laba, dan rugi investasi dihasilkan dari transaksi dan kejadian investasi yang terjadi selama periode tersebut.
      Asersi Kelengkapan
Tujuan audit asersi kelengkapan adalah:
-          Semua investasi sudah tercakup atau ditanya dalam saldo aset investasi tercatat
-          Pengaruh seluruh transaksi investasi terhadap laporan laba rugi selama periode yang bersangkutan, sudah tercakup dalam pendapatan, laba, dan rugi investasi
      Asersi Hak dan Kewajiban
      Tujuan audit asersi kewajiban adalah menentukan apakah semua investasi yang tercatat adalah investasi yang dimiliki klien.
        Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Tujuan audit asersi penilaian atau pengalokasian
-           Investasi dilaporkan dalam neraca pada nilai cost, pasar yang paling tepat
-          Pendapatan, laba, atau rugi investasi dilaporkan pada jumlah yang tepat
      Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan adalah:
-          Saldo investasi tepat diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan.
-          Dasar penilaian investasi dan investasi sebagai jaminan telah diungkapkan secara memadai.

PERTIMBANGAN PERENCANAAN AUDIT
Materialitas
                 Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini penentuan besarnya  salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
Risiko Inheren
                 Risiko Inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Akan keberadaan, risiko inheren dapat meningkat sampai ketingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva yang yang dibersatukan atau tidak digunakan lagi , munkin tidak dihapuskan.
Risiko Prosedur Analitis
Risiko prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal  mendeteksi  kesalahan  yang material. Prosedur analitis bersifat efektif dari segi  biaya dan hal dapat membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan.
Risiko Pengendalian
                 Aspek yang sama dari penendalian internal yang menetapkan kesadaran akan tingkat pengendalian yang tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat,penilaian risiko yang efektif, akuntabilitas yang efektif atas penggunaan sumber daya dan pemantauan sumber pengendalian adalah penting dalam konteks  akuntansi untuk akitva tetap.

2.5  PENETAPAN PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI
1. Prosedur Audit Awal
- Usut   saldo   investasi   yang   tercantum   di   neraca   ke   saldo   akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar.
- Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
- Lakukan  review   terhadap   mutasi   luar  biasa  dalam  jumlah  dan sumber-posting dalam akun investasi.
- Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
-Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan.
- Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar kebuku pembantu investasi.
2. Prosedur Analitik
Menghitung rasio:
- Rasio investasi sementara dengan aset lancar.
- Rasio investasi jangka panjang dengan aset lancar.
- Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.
Lakukan   analisis   hasil   prosedur   analitik   dengan   harapan   yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
- Periksa   dokumen   yang   mendukung   transaksi   pemerolehan   dan penjualan investasi.
- Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
- Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.
- Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi.
- Periksa   dokumen   yang   mendukung   transaksi   pembelian   surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa   dokumen   yang   mendukung   transaksi   penjualan   surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa   dokumen   yang mendukung   pemerolehan   investasi   yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.
4. Pengujian terhadap Akun Rinci
- Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
- Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan   dan   inspeksi   terhadap   sertifikat   surat   berharga tersebut.
- Kirimkan   konfirmasi   terhadap   surat   berharga   milik   klien  yang berada di tangan pihak lain.
- Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang dihasilkan di neraca.
- Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
- Minta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang.
- Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
- Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
- Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi jangka panjang.
- Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagaI alat pengendalian perusahaan lain.





BAB III
PENUTUP

3.1               Kesimpulan
Investasi   merupakan   penanaman   uang   diluar   perusahaan   yang   dapat berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak  digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok, Investasi jangka pendek dan Investasi jangka panjang.
PABU Penyajian Investasi :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan tujuan investasi tersebut.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainnya dineraca dengan salah satu dari dua cara, Pada pokoknya, dengan mencantumkan harga pasarnya didalam tanda kurung dan pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau cost nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya
4. Harus   dicantumkan   pengungkapan   yang   cukup   jika   investasi   jangka pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated subsidiary companies  harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan – perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai  treasury bond, treasury stock  atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber   pendapatan  perusahaan, maka penghasilan   yang   timbul   dari   pemilikan   investasi   tersebut   harus digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika   penghasilan   bunga   dan   penghasilan   deviden   jumlahnya   meterial, keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam lopran laba.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieleminasikan jika ivestasi dicatat dengan equity method.
11. Laba  atau  rugi  yang   timbul  dari  transaksi  yang  bersangkutan  dengan saham yang dikeluarkan sendiri oleh perusahaan.
Tujuan pengujian subtantif terhadap investasi adalah:
1. Memperoleh   keyakinan   tentang   catatan   akuntansi   yang   bersangkutan dengan investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan   kelengkapan   transaksi   yang   dicatat   selama   tahun   yang diaudit dan kelengkapan sasldo investasi yang disajikan.  
4. Membuktikan   bahwa   saldo   investasi   yang   dicantumkan   dineraca merupakan milik klien.
5. Membuktikan bahwa keawajaran penilaian investasi yang dicantumkan dineraca
6. Membuktikan bahwa kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
Dokumen dan catatan yang digunakan  adalah Sertifikat saham, Sertifikat obligasi, Bond indenture, Broker’s advice, Broker’s statement, Books of original entry dan Investment  subsidiary ledger
DAFTAR PUSTAKA

Sukrisno, Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik jilid I, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI


                                   



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Akuntansi Pajak “Persediaan”

CARA FLASH ACER E2 V370 DUO DUAL SIM 100% WORK

Kata kata motivasi belajar sangatlah penting