INVESTASI
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur ke-hadirat Allah SWT
karena berkat rahmat serta hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Adapun materi yang kami bahas pada makalah ini berjudul
“Audit Investasi”.
Dalam
pembuatan makalah
ini, tentunya penyusun didukung
oleh berbagai pihak. Karena itu, penyusun
ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak
Muhadjir Effendi, yang
telah memfasilitasi penyusun
dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak
Thoufan Nur, CPA selaku dosen pengampu mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi II yang telah
berkenan membimbing penyusun,
sehingga makalah
ini dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak mungkin disebutkan satu
persatu.
Penyusun mengharapkan
kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Selain itu, penyusun juga berharap, semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Malang, 2 Desember
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
BAB II:
PEMBAHASAN
2.1 Investasi...................................................................................................... 2
2.2 Perilaku Akuntansi..................................................................................... 3
2.3 SPI Audit Investasi.................................................................................... 4
2.4 Tujuan Audit
Investasi............................................................................... 7
2.5 Program Audit............................................................................................ 8
BAB III :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Aktivitas investasi
(investing activity) adalah
pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta
aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Disamping itu, aktivitas investasi juga
mencakup pembelian dan penjualan
instrumen keuangan yang
tidak dimaksudkan untuk
tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya
merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi dalam surat berharga
dapat merupakan penanaman modal dalam surat berharga yang termasuk aset lancar
maupun bukan aset lancar. Investasi dalam surat berharga yang diklasifikasikan
sebagai aset lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan untuk
memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka
pendek guna memperoleh
laba (capital gain).
Jangka waktu investasi sementara
tidak lebih dari satu periode akuntansi. Disamping investasi sementara, investasi
dapat dilakukan dalam
bentuk penanaman modal
surat berharga jangka panjang.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian investasi ?
2. Bagaimana
perlakuan akuntansi investasi ?
3. Bagaimana
SPI investasi ?
4. Bagaimana
perumusan tujuan audit investasi ?
5. Bagaimana
penetapan program audit ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian investasi.
2. Untuk
mengetahui perlakuan akuntansi investasi.
3. Untuk
mengetahui SPI investasi.
4. Untuk
mengetahui perumusan tujuan audit investasi.
5. Untuk
mengetahui penetapan program audit.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN INVESTASI
Investasi merupakan
penanaman uang diluar
perusahaan yang dapat berupa surat berharga atau aset lain
yang tidak digunakan secara langsung
dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi
menjadi dua kelompok:
1. Investasi jangka pendek.
Umumnya investaasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi atau
surat berharga yang lain) yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok
pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan yang untuk sementara waktu
tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi jangka pendek ini
disajikan di neraca dalam kelompok aset lancar.
2. Investasi jangka
panjang. Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk
memperoleh pendapatan bunga atau deviden dalam jangka panjang untuk
membentuk dana khusus atau
untuk mengendalikan perusahaan
lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aset tidak
lancar dalam kelompok tersendiri, investasi jangka panjang dapat
berupa surat berharga
(seperti saham, obligasi,
piutang hipotik, wesel, piutang) atau berupa persekot kepada perusahaan
afiliasi dana khusus (seperti sinking fund, dana pensiun)
dan aset tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan
perusahaan (seperti tanah untuk ekspansi).
Akuntansi untuk investasi
menurut PSAK No.13 (IAI:2002) :
Investasi
adalah suatu aset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalty, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan
2.2 PERLAKUAN AKUNTANSI INVESTASI
Perlakuan
Investasi Berlaku Umum (PABU) dalam penyajian neraca terdiri dari :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan
tujuan investasi tersebut. Investasi yang tidak akan dijual dalam jangka pendek
disajikan dalam kelompok
aset tidak lancar.
Jika jumlahya material investasi ini disajikan terpisah
dengan judul “investasi”. Jika jumlahnya kecil investasi jangka panjang ini di sajikan dengan judul “Aset Lain-lain”. Investasi
yang tujuannya untuk
menyediakan modal kerja, disajiakan di neraca dalam
kolompok aset lancar dengan judul
“surat berharga”.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca dengan salah satu
dari dua cara berikut ini:
a. Pada pokoknya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda
kurung
b. Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos nilai
yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3.
Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya. Harga pasar tidak
harus disajikan didalam tanda kurung seperti halnya dengan investasi jangka
pendek. Jika nilai pasar investasi
jangka panjang tersebut turun dalam jumlah yang meterial dan
diperkirakan penurunan nilai tersebut akan
berlangsung lama (permanen),
maka kerugian penurunan
nilai tersebut harus
dibebankan sebagai kerugian
dalam tahun yangbersangkutan.
4. Harus
dicantumkan pengungkapan yang
cukup jika investasi
jangka pendek digadaikan sebagai
jaminan penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated
subsidiary companies harus disajikan
secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang
cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan – perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali
sebagai treasury bond, treasury
stock atau disimpan dalam dana khusus
sebaiknya disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan
perusahaan, maka penghasilan
yang timbul dari
pemilikan investasi tersebut
harus digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika penghasilan bunga
dan penghasilan deviden
jumlahnya meterial, keduanya
harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang
meterial jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam lopran laba rugi
dalam kelompok “ penghasilan diluar usaha”. Angka yang disajikan adalah jumlah
laba atau rugi setelah dikurangi pajak.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang
belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus
dieleminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi
yang timbul dari
transaksi yang bersangkutan
dengan saham yang dikeluarkan
sendiri oleh perusahaan.
Tidak boleh diperhitungkan dalam
penentuan laba atau rugi perusahaan. Laba atau rugi ini diperhitungkan sebagai
tambahan atau pengurangan unsur modal.
2.3 SPI
INVESTASI
Pemahaman struktur pengendalian intern
siklus ini meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, penaksiran resiko,
informasi dan komunikasi sistem akuntansi, pemantauan, dan prosedur
pengendalian.
1.
Lingkungan pengendalian
Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkungan
pengendalian atas siklus investasi. Lingkungan pengendalian sangat penting
untuk mewujudkan SPI siklus investasi yang baik. Perwujudannya adalah memahami
pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada
bendahara perusahaan, manager keuangan, atau direktur keuangan dengan demikian
pelaksanaan transaksi ini slalu dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli
dalam bidang keuangan. Pemahaman dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan
kepada managemen, mempelajari bagan organisasi, dan menelaah deskripsi tugas.
2.
Penaksiran risiko.
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di indonesia penaksiran risiko dapat ditujukan sebagai
mana perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus investasi
yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang
signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan.
3.
Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi) Penerapan sistem akuntansi sangat
mendasar. Perusahaan biasanya memakai buku pembantu investasi yang terpisah
untuk setiap jenis surat berharga. Pemahaman sistem akuntansi menuntut
pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data, dokumen serta catatan
pokok, yang digunakan. Pemahaman sistem akuntasi diperoleh melalui penelaahan
buku manual akuntansi dan flowchart sistem, mengajukan pertanyaan pada personil
akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntan harus memahami
kompetensi personil akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung jawab atas
pengolahan transaksi siklus investasi.
4.
Aktifitas pengendalian. Aktifitas pengendalian yang relevan dengan audit atas
transaksi dalam siklus investasi dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan
dan prosedur yang berkaitan dengan:
a. Review kinerja
b. Pengolahan
informasi
c. Pengendalian
fisik
d. Pemisahan
tugas
5. Dokumen dan catatan. Dokumen dan
catatan yang dipakai meliputi:
a.
Sertifikat saham
b.
Sertifikat obligasi
c.
Bondindenture
d.
Broker’s advice
e.
Buku jurnal
f.
Buku pembantu investasi
6.
Fungsi Fungsi yang terkait meliputi:
a. Pembelia
surat berharga
b.
Penerimaan pendapatan periodik
c. Penjualan
surat berharga
d. Pencatatan
transaksi
e. Pengamanan
atau penyimpanan surat berharga
f.
Penjaga ketepatan buku pembantu investasi
7.
Pembelian surat berharga. Pembelian surat berharga pada umum nya dilakukan
dalam jumlah nilai rupiah yang tidak kecil. Oleh karena itu, pengendalian
keputusan dan pelaksanaan pembelian surat berharga harus memadai. Pembelian
harus dilakukan sesuai otorisasi manajemen. Apabila perlu perusahaan dapat
membentuk komite investasi.
8.
Penerimaan pendapatan periodik. Pendapatan periodik investasi dapat berupa
deviden maupun bunga. Kas yang diterima atas pendapatan periodik tersebut harus
disetor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
9.
Penjualan surat berharga. Seperti pembelian surat berharga , penjualan surat
berharga pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupuah yang besar. Oleh
karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan penjualan surat berharga
harus memadai. Penjualan harus dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen.
Disamping itu kas yang diterima atas penjualan surat berharga tersebut harus di
setor kan sesegera mungkin setelah kas di terima.
10.Pencatatan
transaksi. Seorang karyawan yang independen terhadap fungsi pemegang surat
berharga harus menjaga catatan rinci atas transaksi surat berharga yang
dimiliki perusahaan. Catatan rinci tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan
surat berharga yang semestinya ada di pemegang surat berharga. Transaksi dan
kejadian yang mempengaruhi saldo investasi harus di catat pada jumlah,
klasifikasi, dan periode akuntansi yang tepat.
11.Pengamanan
atau penyimpanan surat berharga. Surat berharga yang dimiliki perusahaan dapat
dipegang atau di simpan oleh manajemen perusahaan klien atau dikelola oleh
pihak ketiga seperti stock brokerage firm. Apabila disimpan didalam perusahaan,
minimal dua orang karyawan harus bertanggung jawab atas keberadaaan surat
berharga tersebut untuk mencegah penjualan tanpa otorisasi. Jadi surat berharga
harus disimpan di tempat yang aman dan akses atas karyawan yang berwenang.
12.Penjaga
ketepatan buku pembantu investasi, saldo investasi tercatat harus dibandingkan
dengan surat berharga yang disimpan di dalma perushaan maupun yang dikelola
pihak ketiga. Pelaksanaan pembandingan tersebut harus dilakukan dalam interval
waktu yang memadai.
2.4 TUJUAN
AUDIT INVESTASI
Tujuan
audit silklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.
•
Asersi Keberadaan dan
Keterjadian
Tujuan audit
asersi keberadaan atau keterjadian
-
Saldo aset investasi
tercatat merupakan investasi yang ada atau eksis pada tanggal neraca
-
Pendapatan, laba, dan
rugi investasi dihasilkan dari transaksi dan kejadian investasi yang terjadi
selama periode tersebut.
•
Asersi Kelengkapan
Tujuan audit
asersi kelengkapan adalah:
-
Semua investasi sudah
tercakup atau ditanya dalam saldo aset investasi tercatat
-
Pengaruh seluruh
transaksi investasi terhadap laporan laba rugi selama periode yang
bersangkutan, sudah tercakup dalam pendapatan, laba, dan rugi investasi
•
Asersi Hak dan
Kewajiban
Tujuan audit asersi kewajiban adalah
menentukan apakah semua investasi yang tercatat adalah investasi yang dimiliki
klien.
•
Asersi
Penilaian dan Pengalokasian
Tujuan audit
asersi penilaian atau pengalokasian
-
Investasi dilaporkan dalam neraca pada nilai
cost, pasar yang paling tepat
-
Pendapatan, laba, atau
rugi investasi dilaporkan pada jumlah yang tepat
•
Asersi Pelaporan dan
Pengungkapan
Tujuan audit
asersi pelaporan dan pengungkapan adalah:
-
Saldo investasi tepat
diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan.
-
Dasar penilaian
investasi dan investasi sebagai jaminan telah diungkapkan secara memadai.
PERTIMBANGAN
PERENCANAAN AUDIT
Materialitas
Pertimbangan utama dalam
mengevaluasi alokasi materialitas ini penentuan besarnya salah saji yang
akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak.
Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
Risiko Inheren
Risiko Inheren (inherent risk)
yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali rendah karena
aktiva tetap tidak mudah dicuri. Akan keberadaan, risiko inheren dapat
meningkat sampai ketingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva yang
yang dibersatukan atau tidak digunakan lagi , munkin tidak dihapuskan.
Risiko
Prosedur Analitis
Risiko
prosedur analitis unsur elemen dari risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan
gagal mendeteksi kesalahan yang material. Prosedur analitis
bersifat efektif dari segi biaya dan hal dapat membantu auditor dalam
mengevaluasi kelayakan laporan keuangan.
Risiko Pengendalian
Aspek yang sama dari
penendalian internal yang menetapkan kesadaran akan tingkat pengendalian yang
tinggi seperti lingkungan pengendalian yang kuat,penilaian risiko yang efektif,
akuntabilitas yang efektif atas penggunaan sumber daya dan pemantauan sumber
pengendalian adalah penting dalam konteks akuntansi untuk akitva tetap.
2.5 PENETAPAN
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI
1.
Prosedur Audit Awal
- Usut saldo investasi
yang tercantum di
neraca ke saldo
akun investasi yang bersangkutan dalam buku besar.
- Hitung
kembali saldo akun investasi di dalam buku besar.
- Lakukan review terhadap
mutasi luar biasa
dalam jumlah dan sumber-posting dalam akun investasi.
- Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
-Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun investasi ke dalam jurnal
yang bersangkutan.
- Lakukan rekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku besar kebuku
pembantu investasi.
2.
Prosedur Analitik
Menghitung
rasio:
- Rasio
investasi sementara dengan aset lancar.
- Rasio
investasi jangka panjang dengan aset lancar.
- Rate of
returns tiap-tiap golongan investasi.
Lakukan analisis hasil
prosedur analitik dengan
harapan yang didasarkan pada
data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain.
3. Pengujian
terhadap Transaksi Rinci
- Periksa dokumen yang
mendukung transaksi pemerolehan
dan penjualan investasi.
- Hitung
kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
- Hitung
kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga.
- Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan
investasi.
- Periksa dokumen yang
mendukung transaksi pembelian
surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa dokumen yang
mendukung transaksi penjualan
surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca.
- Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan
investasi yang dimiliki oleh
klien pada tanggal neraca.
4.
Pengujian terhadap Akun Rinci
- Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi.
- Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan
penghitungan dan inspeksi
terhadap sertifikat surat
berharga tersebut.
- Kirimkan konfirmasi terhadap
surat berharga milik
klien yang berada di tangan pihak
lain.
- Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil
konfirmasi dan jumlah yang dihasilkan di neraca.
- Lakukan
inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga.
- Minta
informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang.
- Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
-
Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
5.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
- Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan
investasi jangka panjang.
- Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagaI alat
pengendalian perusahaan lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Investasi merupakan
penanaman
uang
diluar
perusahaan
yang
dapat
berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan
produktif perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua
kelompok, Investasi jangka pendek dan Investasi jangka panjang.
PABU
Penyajian Investasi :
1. Investasi harus disajikan secara terpisah di neraca sesuai dengan
tujuan investasi tersebut.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainnya dineraca dengan salah
satu dari dua cara, Pada pokoknya, dengan mencantumkan harga pasarnya didalam
tanda kurung dan pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau cost
nilai yang lebih tinggi harus dicantumkan di dalam tanda kurung.
3. Investasi
jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya
4. Harus dicantumkan pengungkapan
yang
cukup
jika
investasi
jangka
pendek digadaikan sebagai jaminan penarikan utang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam noncon solidated
subsidiary companies harus disajikan
secara terpisah dari investasi yang lain dan harus dicantumkan penjelasan yang
cukup mengenai sifat hubungan antara perusahaan – perusahaan tersebut,
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien, yang dibeli kembali sebagai
treasury bond, treasury stock atau disimpan dalam dana khusus sebaiknya
disajikan sebagai pengurang utang obligasi atau modal saham.
7. Jika investasi bukan merupakan sumber pendapatan
perusahaan, maka penghasilan yang timbul dari pemilikan
investasi
tersebut
harus
digolongkan dalam “penghasilan diluar usaha”.
8. Jika penghasilan bunga dan penghasilan
deviden
jumlahnya
meterial,
keduanya harus disajikan secara terpisah di dalam laporan rugi laba.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek yang meterial
jumlahnya, harus disajikan secara terpisah di dalam lopran laba.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang
belum direalisasikan dalam hubungan antara induk dan anak perusahaan harus dieleminasikan
jika ivestasi dicatat dengan equity method.
11. Laba atau rugi yang
timbul
dari transaksi yang bersangkutan
dengan saham yang dikeluarkan sendiri
oleh perusahaan.
Tujuan
pengujian subtantif terhadap investasi adalah:
1. Memperoleh keyakinan tentang
catatan
akuntansi
yang
bersangkutan
dengan investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang
ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan investasi selama tahun yang diaudit.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi
yang
dicatat
selama
tahun
yang
diaudit dan kelengkapan sasldo investasi yang disajikan.
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan
dineraca
merupakan milik klien.
5. Membuktikan
bahwa keawajaran penilaian investasi yang dicantumkan dineraca
6. Membuktikan
bahwa kewajaran penyajian dan pengungkapan investasi di neraca.
Dokumen dan catatan yang
digunakan adalah Sertifikat saham,
Sertifikat obligasi, Bond indenture, Broker’s advice, Broker’s statement, Books
of original entry dan Investment
subsidiary ledger
DAFTAR
PUSTAKA
Sukrisno,
Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik jilid I,
Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Komentar